Kalau kita membandingkan dengan ilmu
pengetahuan tadi, maka sinar terang tersebut adalah semacam komet
(bintangberekor” lintang kemukus”) atau meteor. Namun dalam masa cerita ini
sinar tersebut adalah semacam wahyu. Benarkah cahaya itu adalah wahyu, atau hanya
hanya benda angkasa biasa.
Hanya
Tuhan yang tahu….
Mendadak
sinar terang itu berhenti tak jauh dari tempat orang yang bertapa itu.
Perlahan-lahan matanya terbuka sejenak matanya meyipit lagi akibat cahaya yang
menyilaukan. Namun setelah mengerahkan tenaga dalamnya ia terbebas dari
silaunya cahaya itu. Tempat sekitar itu menjadi terang benderang . masih dalam
keadaan duduk ia menatap tajam sinar terang di depannya, seakan tak mau
berkedip barang sekejap saja. Perlu diketahui bahwa manusia pada umumnya amat
mengharapkan adanya “wahyu”. Banyak manusia bertapa hanya berharap mendapatkan
wahyu. Namun yang jelas bahwa wahyu itu tidaklah mudah untuk mendapatkannya.
Karena wahyu tidaklah sembarang menyatu kepada orang. Dalam hal ini bukan
orangnya yang mencari wahyu tapi sebenarnya
wahyu itulah yang mencari orangnya. Kalau diibaratkan wahyu adalah isi
sedang manusia adalah wadahnya (tempatnya). Seperti halnya manusia bahwa wahyu
itu adalah jodohnya, meskipun seseorang mencarinya dan mengubarnya , namun
kalau bukan berjodoh ya tetap tak akan berhasil mendapatkannya.
Si pertapa terkejut melihat sinar
terang itu tiba-tiba pecah menjadi dua bagian, selanjutnya keduanya melesat
sangat cepat meninggalkan tempat itu. Yang satu melesat ke Timur sedang yang
satunya melesat kea rah barat. Si pertapa merenung sesaat, kemudian ia bangkit
dan…
“Wuuuusssss !!!
Iapun melesat mengejar cahaya itu
yang menuju ke Arah Timur. Si pertapa adalah orang yang mempunyai ilmu
kanuragan yang tinggi khususnya ilmu meringankan tubuh. Seseorang yang
mempunyai ilmu mengentengi tubuh yang tinggi , maka ia akan dapat lari dengan
cepat bagaikan terbang. Begitu pula dengan si pertapa. Ternyata ia melesat
sangat cepat saking cepatnya hingga bayangannya saja yang terlihat. Kakinya tak
menapak di tanah sedabg kakinya hanya bersandar pada pohon-pohon semak maupun
daun-daun pohon.
versi pdf bisa donload di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar