“
Hebat …………..anak itu suatu saat nanti ia
pasti akan menjadi seorang pendekar yang sakti “ Gumam Ranggo Puspo
Tiba-tiba cabang pohon di atas Aryo
Megantoro patah, kemudian jatuh melayang tepat di atas kepalanya. Cabang pohon
itu cukup besar. Apabila pohon itu mengenai kepala Aryo Megantoro setidaknya
akan membuat ia kesakitan bahkan bisa gegar otak. Kita ketahui bahwa bagian
kepala adalah bagian tubuh yang rawan meskipun keras. Ranggo Puspo terkejut
namun ia tak dapat berbuat banyak jarak antara dia dan Aryo Megantoro cukup
jauh meski ia mempunyai ilmu mengentengi tubuh yang hebat, tetap saja masih
kalah cepat dengan jatuhnya pohon kea rah Aryo Megantoro. Apa yang terjadi
selanjutnya. Saetelah pohon itu tinggal sejengkal dengan spontan tangan Aryo
Megantoro bergerak menangkis.
“Praaaakkkk”
Pohomn itu berhasil ditangkisnya dan,
apa akibatnya? Pohon itu terpental balik menabrak pohon yang lain kemudian
pohon itu patah. Sedang Arya Megantoro terlontar jatuh. Ronggo Puspo cepat
melompat menghampiri Aryo Megantoro.
“Aryo
…..kau tidak apa-apa anakku? Dengan perasaan cemas.
Aryo Megantoro menggelengkan
kepalanya.
“Aku
tidak apa-apa ayah hanya tanganku agak sakit dan kesemutan”
Mendengar jawaban itu Ranggo Puspo
menjadi lega, tapi untuk meyakinkan, ia memeriksa seluruh tubuh anaknya.
Setelah memeriksa sekian waktu akhirnya ia yakin kalau anaknya memang
benar-benar tidak luka dalam.
Bagaimanakah sebenarnya yang terjadi.
Mengapa Aryo Megantoro mampu menghantam balik cabang pohon yang cukup besar ?
memang tak perlu heran karena keadaan Aryo Megantoro sekarang berlainan bila
dibanding beberapa hari yang lalu. Karena ia kini telah mempunyai tenaga gaib
yang masih tersembunyi. Hal ini pula yang menjadikan Ranggo Puspo terkejut
sekaligus heran. Semenjak mendapatkan wahyu di malam itu kekuatan Aryo
Megantoro menjadi berlipat ganda danpanca inderanya menjadi lebih tajam. Seumpama
Aryo Megantoro belum mendapatkan tenaga gaib itu, mungkin kepalanya sudah
pecah. Ranggo Puspo masih mengusap-usap kepala anaknya seakan kepala itu
benar-benar tertimpa pohon. Ia tak percaya dengan pandangan matanya sendiri
bahwa Aryo Megantoro anak yang masih berumur 7 tahun itu mampu menghantam pohon
yang cukup besar. Ini sulit dipercaya kalau ia sendiri tak melihatnya. Setelah menenamgkan
hati anknya Rangga Puspo melanjutkan perjalnannya. Ranggo Puspo menanyakan
hal-hal yang dianggapnya tidak lumrah berkaitan dengan kejadian tadi.
“Aryo
dari mana kamu mendapatkan tenaga sebesar itu, hingga pohon itu terpental?”
Pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu diutarakan. Namun ia lakukan untuj
mengurangi ketidak mampuan pikirannya untuk menelaah kejadian yang dianggapnya
janggal atau tidak masuk akal.
“Mana
aku tahu ayah”. Jawaban Aryo Megantoro spontan. Namun jawaban ini sudah dapat
ditebaknya. Ranggo Puspo menjadi semakin bingung. Sebelum kebingungannya
berlarut-larut Aryo Megantoro mulai berkata lagi
“Hanya…….
Sebelum selesai perkataan Aryo
Megantoro, Ronggo Puspo telah memotongnya.
“Hanya
apa Aryo…..ayo coba jelaskan biar ayahmu ini tahu”.
Dengan nada mendesak. Tak terasa
tangannya mencengkeram pundak anaknya. Mendapat tekanan tenaga dari luar dengan
otomatis tenaga gaibnya berontak, dan melawan tenaga yang menghimpitnya. Mendadak
Ronggo puspo terkejut merasakan ada arus tenaga yang menyusup ke tangannya. Buru-buru
ia melepaskan cengkeramnannya, sekaligus sadar ia sedang mencengkeram anaknya.
“Aryo
…..apa yang kamu lakukan ini ?”
“Kenapa
ayah mencengkeram pundakku?”
Mendapat pertanyaan yang terduga itu
ia menjadi gelagapan.
“Aku
……tak sengaja – berhenti menenangkan diri- Tapi mengapa tubuhmu menjadi keras?”
“Itulah
ayah yang hendak aku katakana, seperti tadi waktu aku hamper kejatuhan pohon,
tiba-tiba aku kepingin menangkisnya dan seperti ada tenaga yang besar dari
tubuhku mendorong ke luar sehingga aku mampu menghantamnya.”
“Apakah
hal itu sama juga dengan waktu aku mencengkerammu?”
“Benar
sekali ayah”. Jawab Aryo singkat.
“Ah…berbahagialah
kau Aryo itu adalah tenaga gaib. Dengan tenaga gaibmu kau akan mampu menghantam
pecah batu sebesar gajah”>
“Benar
itu ayah…aku dapat memecahkan batu sebesar gajah?”. Seakann tak percaya
“Benar anakku, tapi kau harus
berlatih ilmu silat dengan tekun. Lagi pula kau jangan sampai lupa bahwa
kekuatan gaibmu itu berasal dari Tuhan. Untuk itu ku harus bersyukur kepada-Nya”.
versi pdfnya bisa di unduh di sini